salam

Rabu, 03 Februari 2010

Rasulullah SAW Adalah Teladan Ummat

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut (nama) Allah" (QS. Al-Ahzab :21)


Berdakwah sangat wajar dan logis jika meneladani Rasulullah SAW. Sebab, dakwah kita adalah Islam, agama haq yang diridhoi Allah untuk para hambaNya. Dan kita sebagai Muslim mendapat kehormatan untuk terlibat di dalamnya.

Rasulullah SAW adalah orang yang pertama kali menerapkan Islam secara total. Ia mendapat bimbingan dan pengarahan langsung dari Allah melalui wahyuNya. Maka, tidak ada seorangpun yang lebih mengetahui dan memahami Islam selain Rasulullah SAW. Karena itu beliaulah satu-satunya yang pantas menjadi teladan dan panutan orang-orang yang mengharap rahmat Allah pada hari akhir dan bagi mereka yang ingin melaksanakan kewajiban Islamnya dengan benar.

Mentaati dan meneladani Rasulullah SAW, sebenarnya adalah mentaati Allah dan beribadah kepadaNya. Dan mentaati serta beribadah kepada Allah dilakukan dengan jalan mentaati RasulNya. Karena segala apa yang dibawa dan diserukan Rasulullah SAW adalah pengarahan dan bimbingan Allah SWT.

"Dan tiadalah yang diucapkan itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)". (QS. An-Najm: 3-4)

Sangatlah tidak mungkin apabila seseorang beribadah dan melakukan aktivitas Islam tanpa mengikuti dan mencontoh apa yang telah Rasulullah SAW lakukan. Tidak ada satu aktivitas di dalam menjalankan kehidupan ini tanpa ada contoh dari Rasulullah SAW. Mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali semua diatur dan diberikan contohnya oleh Rasulullah SAW. Sehingga sangat aneh apabila ada orang yang mengingkari sunnah Rasulullah, untuk itu Rasulullah memberikan pernyataan yang sangat tegas yang tertuang di dalam hadistnya :

Dari Abu Hurairah Ra bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Semua ummatku akan masuk surga, kecuali yang membangkang ". Sahabat bertanya : " Siapa yang membangkang wahai Rasulullah ?" Beliau menjawab : "Yang mentaatiku akan masuk surga, dan yang bermaksiat kepadaku berarti ia telah membangkang" (HR. Bukhari)

Para sahabat Rasulullah SAW benar-benar memahami makna peneladanan mereka kepada Rasulullah, baik dalam ucapan, perbuatan ataupun dalam ketentuan yang harus mereka ikuti. Kemudian mereka menghafal dan meriwayatkannya kedapa generasi sesudah mereka, sampai pada generasi kita sekarang ini.

Dalam sunnah Rasulullah terdapat petunjuk dalam berbagai persoalan agama dan dunia : tentang ibadah, muamalah, akhlaq dan tatakrama, akhlaq bepergian dan bermukim, akhlaq berdiam diri di masjid dan di rumah, tentang perang dan damai, hutang piutang dan perjanjian serta persoalan-persoalan lain yang dapat dibaca dalam buku-buku sirah dan sunnah.

Para sahabat tersebut dalam memperhatikan perintah agama sama dengan perhatian Rasulullah dalam mengajari ummat Islam tentang persoalan agama agar keadaan mereka tetap baik seperti yang diharapkannya. Sehingga mereka berani bertanya kepada Rasulullah SAW dan memohon penjelasan tentang segala sesuatu yang belum jelas dalam pemahaman mereka. Semoga Allah memberikan balasan atas jasa-jasa Rasulullah SAW dan para sahabatnya terhadap ummat Islam.

Keseriusan para sahabat dalam mengikuti sunnah Rasulullah patut menjadi contoh bagi kita generasi sekarang ini, kadang-kadang sulit untuk dipahami oleh mereka tentang sunnah tersebut tetapi karena itu dicontohkan oleh Rasulullah SAW, mereka tetap berusaha mengikutinya. Seperti yang diucapkan oleh Umar bin Khatab Ra. Dalam sebuah keterangannya : Abis bin Rabi'ah berkata, "Aku menyaksikan Umar bin Khatab Ra mencium hajar aswad dan berkata :

" Aku tahu bahwa engkau adalah sebuah batu yang tidak dapat memberi manfaat dan madarat. Kalaulah bukan karena aku menyaksikan Rasulullah SAW menciummu, niscaya aku tidak akan menciummu".

Pengaruh Mengikuti Sunnah dalam Masyarakat Islam

Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW dalam seluruh aspek kehidupan menjadikan kita selalu dalam kesadaran diri, peka dan berdisiplin. Sebab kita sangat mengutamakan petunjuk Rasulullah SAW yang harus diikuti, sesuai dengan seruan Rasulullah SAW dalam setiap kesempatan dan situasi. Dengan demikian seluruh persoalan yang kita amalkan tunduk kepada pengawasan nurani kita dan tidak mengerjakan sesuatu amal secara sembrono tanpa didukung oleh kesadaran dan pemikiran. Ini adalah persoalan yang sangat fungsional dalam kehidupan pribadi dan prilaku Muslim.

Demikian pula, ummat Islam dalam mengikuti sunnah Rasulullah SAW menimbulkan manfaat sosial yang besar. Sebab, adanya perbedaan iklim dan karakter di masyarakat menjadikan adat istiadat mereka beragam. Ini, jika dibiarkan berkembang akan berubah menjadi faktor pendorong timbulnya perselisihan tajam dikalangan ummat Islam. Tetapi Islam yang hanif ini menyelaraskan pribadi-pribadi dalam lingkungan sosial dengan cara menbentuk adat istiadat dan watak yang hampir sama, meski kondisi sosial dan ekonomi mereka berbeda. Sehingga setiap pribadi Muslim seakan-akan menjadi batu bata yang dicetak dengan cetakan khusus, serasi, seirama dan saling kait mengait dengan saudara-saudaranya. Jadi hanya adat istiadat yang diajarkan sunnahlah yang menjadi acuan mereka.

Mengikuti sunnah akan menimbulkan rasa keistimewaan, kemerdekaan, kepribadian dan keterikatan ummat terhadap Islam, sehingga kehidupan dan adat istiadatnya tidak mau mengikuti tradisi Timur dan Barat.

Orang yang ragu terhadap sunnah bertanya, "Bukankah keiltizaman (konsistensi) mengikuti sunnah Rasulullah SAW dalam seluruh aspek kehidupan merupakan pengekangan terhadap kemerdekaan seseorang dalam pembentukan kepribadiannya?"

Pertanyaan tersebut jelas menunjukkan pendapat yang salah. Sebab, kemerdekaan hakiki terletak pada keiltizaman kita terhadap pandangan hidup Islam. Allah lah yang menciptakan kita. Dia mengetahui yang terbaik bagi kita. Dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sedangkan Rasulullah SAW telah menerapkan Islam dalam kehidupan nyata. Dan Allah memerintahkan mengikuti dan meneladaninya.

Meneladani Rasulullah SAW akan mengangkat derajat seseorang dalam hal iman, taqwa dan akhlaq. Dan akan melahirkan pribadi-pribadi Muslim teladan, baik aqidah, ibadah, akhlaq, pola fikir dan jasmaninya.

Meneladani Rasulullah SAW Secara Total

Setiap Muslim harus bersungguh-sungguh dan total dalam meneladani Rasulullah SAW. Ia tidak boleh meneladani dalam beberapa aspek dan mengingkari aspek lainnya. Para da'i yang berjuang di medan da'wah, terutama yang berada di barisan terdepan dalam amal Islami dan berjuang menegakkan agama Allah, serta bersentuhan langsung dengan obyek da'wah harus lebih serius, integral dan total dalam meneladani Rasulullah SAW. Sebab, mereka merupakan qudwah bagi orang-orang yang dida'wahi. Mereka juga harus lebih mengenal petunjuk dan sunnah Rasulullah SAW dalam segala aspek kehidupannya, seperti hal-hal yang berhubungan dengan Rabbnya, baik berupa shalat, tahajud, dzikir, khauf dan taqarrub kepadaNya. Juga dalam keuletan berdakwah, ketahanannya dalam menanggung derita di jalan da'wah, kehidupan suami isteri, hubungan baik dengan keluarga, berpegang teguh kepada Islam dan tidak meremehkan walaupun dalam hal-hal kecil, anjuran terhadap akhuwah dan kasih sayang sesama Muslim, melarang menggunjing dan lain-lain.

Seorang Muslim harus juga mencontoh Rasulullah SAW dalam sikap dan sifatnya, seperti kasih sayang, lemah lembut, pemaaf, menahan amarah, tidak membenci diri sendiri, bermusyawarah dengan sesama Muslim, bertawakal kepada Allah, berjihad, berani, jiwa kependekaran di medan tempur dan semacamnya.

Jadi semua hal yang merupakan sunnah Rasulullah SAW harus senantiasa diupayakan untuk dilaksanakan sesuai dengan tata cara dan aturan yang juga Rasulullah SAW ajarkan, bukankah kita sudah diperingatkan oleh Rasulullah SAW bahwa :

" Barang siapa yang mengada-ada sesuatu yang tidak ada pada sunnahku, maka ia tertolak " (HR. Muttafaq'alaihi)

12 Rabiul awwal adalah peringatan hari lahirnya Rasulullah SAW yang bertepatan dengan tanggal 25 Mei 2002. Momentum ini bisa kita jadikan titik tolak dan sebagai awal untuk berusaha semaksimal mungkin dalam melaksanakan sunnah-sunnah Rasulullah SAW. Agar kita tercatat sebagai pengikut Rasulullah SAW, yang mudah-mudahan kita bisa mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW di akherat nanti. Amin. Wallahu A'lam Bi Shawab. (Mushthafa Masyhur)


Buletin Jumat TAKAFUL No.9 Th 2002





0 komentar:

Posting Komentar

Sign in Twitter

Twitter

Sign in to Twitter

If you’ve been using Twitter from your phone, click here and we’ll get you signed up on the web.

Create Your Account

Already using Twitter
from your phone? Click here.

Sign In Facebook

Welcome to Facebook

iklan

Support Palestine